Setiap orang mempunyai impian dan
cita-cita. Namun terkadang apa yang kita impikan tidak bisa menjadi kenyataan karena
setiap orang pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sering
kita merasa gagal dalam meraih apa yang kita impikan. Hal ini dikarenakan kita
membuat keinginan yang tidak sesuai dengan diri kita sendiri. Untuk menyusun
rencana hidup, kita harus menganalisa kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri
kita, menggali potensi yang ada pada diri kita dan menjadikan kelemahan sebagai
ajang untuk memotivasi diri sendiri agar menjadi lebih baik.
Seperti manusia normal pada umumnya, saya juga mempunyai cita-cita. Ketika masih duduk dibangku sekolah saya bercita-cita menjadi pramugari, namun karena nasib membawa saya untuk kuliah di jurusan Manajemen Administrasi saya sekarang bercita-cita menjadi pegawai bank. Untuk itu, mulai sekarang saya harus memulai membuat konsep diri untuk cita-cita saya atau paling tidak untuk 3 tahun yang akan datang. Kekuatan dan kelemahan yang saya miliki ini tidak hanya menurut pendapat saya, namun juga menurut pendapat dari orang-orang yang mengenal saya seperti orang tua, saudara dan teman-teman.
Strength : Bertanggung jawab
Disiplin
Tenang dalam menghadapi masalah
Ramah
Kreatif
Weakness : Public speaking kurang
Kurang percaya diri
Ceroboh
Opportunity :
Kedua
orang tua saya sangat mendukung bila nanti saya menjadi pegawai bank. Bahkan
mereka sudah menyarankan tempat-tempat dimana saya nanti akan magang. Hal
tersebut menurut saya merupakan suatu nilai plus karena saya mempunyai
“pendukung” yang mendorong saya untuk terus maju. Kesempatan yang saya miliki
tidak hanya dorongan dari orang tua saja. Namun juga dari beberapa kelebihan
yang saya miliki.
Threat :
Selain beberapa kesempatan yang saya miliki, ada juga beberapa hambatan bagi saya dalam meraih impian itu. Masih banyak kekurangan yang saya miliki seperti kurangnya public speaking yang merupakan modal untuk bisa bekerja menjadi pegawai bank.
Manusia ibarat pisau yang akan tajam dan berguna bila terus diasah. Bila kita terus “mengasah” kemampuan yang ada pada diri kita, maka impian kita tidak akan sia-sia.
Saya mempunyai
seorang sahabat, namanya adalah Sintia tetapi saya biasa memanggilnya DM (sedikit ga nyambung). Kami pernah bertemu
sebagai rival pada saat masih SMP, namun ketika masuk SMA kami berteman baik.
DM mempunyai impian menjadi seorang guru, karena itu dia sekarang kuliah di
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan Ilmu Pendidikann.
Seperti
manusia normal pada umumnya (lagi-lagi), DM juga memiliki kelebihan dan
kekurangan. Dia menyukai ilmu keguruan seperti apa yg diimpikannya, sifatnya
dewasa, pekerja keras, serta memiliki ilmu agama yang tinggi. Namun dia
terkadang kurang percaya diri dengan apa yang dikerjakannya.
DM juga memiliki
kesempatan seperti dukungan dari orang tua dan saudara-saudaranya. Dia juga
menjadi guru honorer di sebuah Sekolah Dasar. Ayahnya adalah ketua komite di
sekolah tersebut, jadi peluangnya untuk meraih impiannya semakin besar.
Sebagai
seorang calon guru, semestinya DM harus melatih kepercayaan dirinya agar dia
menjadi panutan yang baik bagi calon murid-muridnya, karena kepercayaan diri
adalah modal untuk bisa menjadi guru yang baik.